Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

Muhammad bin Sirin Tokoh Tabi’in yang Sabar

Sirin berhasrat menyempurnakan separuh dari agamanya dengan menikah setelah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu membebaskannya dari belenggu perbudakan dan setelah pekerjaannya mendatangkan banyak keuntungan, karena dia memang seorang yang ahli membuat periuk. Jatuhlah pilihannya pada budak wanita Abu Bakar ash-Shiddiq yang bernama Shafiyah untuk dijadikan pendamping hiudpnya. Shafiyah adalah seorang gadis muda yang cerah wajahnya, baik hatinya, pandai dan sangat disayangi penduduk Madinah yang mengenalnya. Gadis-gadis remaja dan orang-orang tua yang melihatnya memiliki pandangan yang sama bahwa dia adalah seorang wanita yang berpikiran cemerlang dan berbudi luhur. Yang paling menyayangi beliau adalah istri-istri Rasulullah, terutama Ummul Mukminin Aisyah. Pada hari yang telah direncakan, Sirin menghadap Khalifah Rasulullah, Abu Bakar ash-Shidiq untuk meminang Shafiyah. Abu Bakar segera menyelidiki hal ihwal agama si peminang seperti layaknya seorang ayah manakala putrinya hendak dipin

Kisah Perjuangan Dakwah Pemurnian Tauhid

Kyai Ammar Faqih Maskumambang, Gresik ------------------------------------------------------------------- Pengantar.. Artikel ini bermaksud untuk menapak tilas jejak dakwah pemurnian tauhid di Nusantara pada masa lampau dan menjadikannya sebagai kenang-kenangan dan pelajaran bagi para da’i masa kini. Jika beberapa waktu yang lalu, kami sempat mengajak pembaca merenungkan lika-liku dakwah Teungku Haji Ahmad Hasballah Indrapuri di Bumi Serambi Makkah, maka kali ini penulis akan mengajak pembaca sekalian menengok sebuah kisah di pelosok Kota Gresik, Jawa Timur. Di tengah pengapnya lingkungan Islam Tradisional yang sudah mapan berabad-abad, muncul seorang pemuda bernama Ammar, dengan ghirahnya yang sangat tinggi, berusaha menjebol tembok tradisi dan meniti karir mengubah jalan sejarah dirinya, keluarganya, dan masyarakatnya. Dalam artikel ini, kami hanya sekedar merangkum dan menukil dari beberapa sumber yang tersedia. Ada dua penelitian (skripsi) di Universitas Islam Negeri (UIN)

Menepis Syubhat (kerancuan) Terhadap Salafiyah

Di tengah gelombang kebid’ahan dan kesyirikan yang menerpa umat sekarang ini. Di saat kebingungan dan ketimpangan semakin membelit kaum mudanya. Ahlul ahwa’ (para pengikut hawa-nafsu) tidak henti-hentinya melontarkan kerancuan dan keraguan. Bahkan tidak jarang melemparkan tuduhan serta fitnah yang tidak berdasar ke tengah-tengah umat terhadap kemulian dakwah Salafiyah yang penuh barakah ini dan para dainya. Semua itu ibarat riak-riak kecil, bila tidak segera ditepis akan menjadi gelombang ganas yang membahayakan lagi mengkhawatirkan. Salah seorang murid senior Muhadits abad ini (Imam al-Albani rahimahullah), yaitu Syaikh Muhammad bin Musa Nashr telah mengumpulkan beberapa syubhat yang dilontarkan oleh musuh da’wah Salafiyah, kemudian beliau iringi dengan bantahannya. Pada kesempatan ini kami sampaikan sebagian dari bantahannya tersebut dan kami pilih yang sekiranya mendesak untuk diketahui. 1. Syubhat Pertama : Salafiyah adalah sebuah penasaban yang bid’ah! Jawaban Sebagian musuh da

Lihatlah Dari Siapa Kamu Mengambil Ilmu Agamamu!

Menuntut ilmu agama untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan mewariskan amal shalih adalah tanda kebaikan yang Allâh Azza wa Jalla kehendaki bagi para hamba yang dipilih-Nya, sekaligus merupakan jalan menuju surga-Nya. Dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ﻣَﻦْ ﻳُﺮِﺩْ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺑِﻪِ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻳُﻔَﻘِّﻬْﻪُ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪِّﻳﻦِ Barangsiapa Allâh kehendaki baginya kebaikan maka Dia akan menjadikannya paham (berilmu) tentang (urusan) agama (Islam) [1] Dalam hadits shahih lainnya, dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ﻣَﻦْ ﺳَﻠَﻚَ ﻃَﺮِﻳْﻘًﺎ ﻳَﻠْﺘَﻤِﺲُ ﻓِﻴْﻪِ ﻋِﻠْﻤًﺎ ﺳَﻬَّﻞَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻟَﻪُ ﺑِﻪِ ﻃَﺮِﻳْﻘًﺎ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ Barangsiapa menempuh suatu jalan dengan tujuan untuk menuntut ilmu (agama), maka Allâh akan mudahkan baginya jalan menuju Surga [2] Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Hadits di atas (yang pertama) menunjukkan bahwa orang yang tidak dipahamkan dalam urusan aga