Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Mengapa Harus Manhaj Salaf?

Orang-orang yang hidup pada zaman Nabi adalah generasi terbaik umat ini. Mereka telah mendapat pujian langsung dari Allah dan Rasul-Nya sebagai sebaik-baik manusia. Mereka adalah orang-orang yang paling paham agama dan paling baik amalannya sehingga kepada merekalah kita harus merujuk. Manhaj Salaf, bila ditinjau dari sisi kalimat merupakan gabungan dari dua kata; manhaj  dan salaf. Manhaj dalam bahasa Arab sama dengan minhaj, yang bermakna: Sebuah jalan yang terang lagi mudah. (Tafsir Ibnu Katsir 2/63, Al-Mu’jamul Wasith 2/957). Sedangkan salaf, menurut etimologi bahasa Arab bermakna: Siapa saja yang telah mendahuluimu dari nenek moyang dan karib kerabat, yang mereka itu di atasmu dalam hal usia dan keutamaan (Lisanul Arab, karya Ibnu Manzhur, 7/234). Dan dalam terminologi syariat bermakna: Para imam terdahulu yang hidup pada tiga abad pertama Islam, dari para shahabat Rasulullah, tabi’in (murid-murid shahabat) dan tabi’ut tabi’in (murid-murid tabi’in). (Lihat Manhajul Imam Asy-Syaf

Awas Syi’ah Mengancam Kita!

Mayoritas kaum muslimin menilai bahwa menentukan sikap terhadap Syi’ah adalah sesuatu yang sulit dan membingungkan. Kesulitan ini terpulang kepada banyak hal. Di antaranya karena kurangnya informasi tentang Syi’ah. Syi’ah menurut mayoritas kaum muslimin adalah eksistensi yang tidak jelas. Tidak diketahui apa hakikatnya, bagaimana ia berkembang, tidak melihat bagaimana masa lalunya, dan tidak dapat diprediksi bagaimana di kemudian hari. Berangkat dari sini, sangat banyak di antara kaum muslimin yang meyakini Syi’ah tak lain hanyalah salah satu mazhab Islam, seperti mazhab Syafi’i, Maliki dan sejenisnya. Ia tidak memandang bahwa perbedaan antara Sunnah dan Syi’ah bukan pada masalah furu’ (parsial) saja, akan tetapi banyak juga menyinggung masalah ushul (fundamental). Hal lain yang menyulitkan untuk menentukan sikap terhadap Syi’ah adalah; bahwa mayoritas kaum muslimin tidak bersikap realistis dan praktis. Mereka sekedar berangan-angan dan berharap tanpa mengkaji. Dengan bahasa yang so

Muhammad bin Sirin Tokoh Tabi’in yang Sabar

Sirin berhasrat menyempurnakan separuh dari agamanya dengan menikah setelah Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu membebaskannya dari belenggu perbudakan dan setelah pekerjaannya mendatangkan banyak keuntungan, karena dia memang seorang yang ahli membuat periuk. Jatuhlah pilihannya pada budak wanita Abu Bakar ash-Shiddiq yang bernama Shafiyah untuk dijadikan pendamping hiudpnya. Shafiyah adalah seorang gadis muda yang cerah wajahnya, baik hatinya, pandai dan sangat disayangi penduduk Madinah yang mengenalnya. Gadis-gadis remaja dan orang-orang tua yang melihatnya memiliki pandangan yang sama bahwa dia adalah seorang wanita yang berpikiran cemerlang dan berbudi luhur. Yang paling menyayangi beliau adalah istri-istri Rasulullah, terutama Ummul Mukminin Aisyah. Pada hari yang telah direncakan, Sirin menghadap Khalifah Rasulullah, Abu Bakar ash-Shidiq untuk meminang Shafiyah. Abu Bakar segera menyelidiki hal ihwal agama si peminang seperti layaknya seorang ayah manakala putrinya hendak dipin

Kisah Perjuangan Dakwah Pemurnian Tauhid

Kyai Ammar Faqih Maskumambang, Gresik ------------------------------------------------------------------- Pengantar.. Artikel ini bermaksud untuk menapak tilas jejak dakwah pemurnian tauhid di Nusantara pada masa lampau dan menjadikannya sebagai kenang-kenangan dan pelajaran bagi para da’i masa kini. Jika beberapa waktu yang lalu, kami sempat mengajak pembaca merenungkan lika-liku dakwah Teungku Haji Ahmad Hasballah Indrapuri di Bumi Serambi Makkah, maka kali ini penulis akan mengajak pembaca sekalian menengok sebuah kisah di pelosok Kota Gresik, Jawa Timur. Di tengah pengapnya lingkungan Islam Tradisional yang sudah mapan berabad-abad, muncul seorang pemuda bernama Ammar, dengan ghirahnya yang sangat tinggi, berusaha menjebol tembok tradisi dan meniti karir mengubah jalan sejarah dirinya, keluarganya, dan masyarakatnya. Dalam artikel ini, kami hanya sekedar merangkum dan menukil dari beberapa sumber yang tersedia. Ada dua penelitian (skripsi) di Universitas Islam Negeri (UIN)