Langsung ke konten utama

Postingan

Selesaikan Urusan Dengan Manusia

Postingan terbaru

Walau Engkau Seorang Habib

Habib sudah ma’ruf di tengah-tengah kita adalah seorang keturunan Nabi. Namun kadang kita lihat tingkah laku mereka aneh. Para habib kadang membuat-buat amalan sendiri, padahal tidak pernah diwariskan oleh leluhur mereka. Siapa yang jelek amalnya, maka tidak ada manfaat kedudukan atau nasab mulianya. Baginda Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam  pernah bersabda, وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ “ Barangsiapa yang lamba n amalnya, maka nasabnya tidak bisa mengejarnya ” (HR. Muslim no. 2699, dari Abu Hurairah). Hanya Dengan Beramal, Semakin Mulia di Akhirat Allah  Ta’ala  berfirman, وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا “ Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan ” (QS. Al An’am: 132 dan Al Ahqaf: 19). Ayat ini menunjukkan bahwa amalanlah yang menaikkan derajat hamba menjadi mulia di akhirat. Nasabmu Tak Ada Guna, Walau Engkau Keturunan Nabi Siapa yang lamban amalnya, maka itu tidak bisa mengejar kedudukan mulia di sisi

Hukum Shalat Tahiyyatul Masjid

Dari Abu Qatadah As Sulami radhiallahu'anhu, Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: إذا دخَلَ أحدُكم المسجدَ، فلا يجلسْ حتى يركعَ ركعتينِ          "Jika salah seorang dari kalian masuk masjid, maka janganlah duduk hingga ia shalat dua rakaat" (HR. Bukhari no. 444, Muslim no. 714). Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu'anhu, ia berkata: جَاءَ سُلَيْكٌ الْغَطَفَانِيُّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ ، وَرَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ ، فَجَلَسَ ، فَقَالَ لَهُ : ( يَا سُلَيْكُ ، قُمْ فَارْكَعْ رَكْعَتَيْنِ ، وَتَجَوَّزْ فِيهِمَا)، ثم قال: (إِذَا جَاءَ أَحَدُكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ ، وَالْإِمَامُ يَخْطُبُ ، فَلْيَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ ، وَلْيَتَجَوَّزْ فِيهِمَا       "Sulaik Al Ghathafani datang di hari Jum'at ketika Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam sudah berkhutbah. Sulaik pun duduk. Maka Nabi bersabda: wahai Sulaik, berdirilah kemudian shalat dua rakaat dan percepatlah shalatnya". Kemudian setelah itu Nabi bersab

Dari Masjid Kita Bangkit

Masjid memiliki peran yang sangat besar dalam perkembangan dakwah Islam dan penyebaran syiar-syiar agama Islam. Di sanalah tempat didirikan sholat jama’ah dan berbagai kegiatan kaum muslimin. Seluruh manusia yang membawa perbaikan terhadap umat Islam ini, merupakan produk  ‘jebolan pendidikan’  yang berawal mula dari masjid. Keutamaan Masjid Masjid merupakan sebaik-baik tempat di muka bumi ini. Di sanalah tempat peribadatan seorang hamba kepada Allah, memurnikan ibadahnya hanya untuk Allah semata. Dari sanalah titik pangkal penyebaran tauhid. Allah telah memuliakan masjid-masjid-Nya dengan tauhid. Allah  ta’ala  berfirman (yang artinya), “ Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya di samping (menyembah) Allah” . (QS. Al Jin: 18) Tidak ada tempat yang lebih baik dari pada masjid Allah di muka bumi. Rasulullah  shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  “Tempat yang paling dicintai oleh Allah dalam suatu

Hakikat Iman dan Tanda-tandanya

Wahai kaum Muslimin, marilah kita bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla , menolong agama-Nya dan selalu berbuat taat kepada-Nya agar Dia memberikan pertolongan dan pahala-Nya kepada kita. Allah Azza wa Jalla berfirman: وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ الَّذِينَ إِنْ مَكَّنَّاهُمْ فِي الْأَرْضِ أَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ وَأَمَرُوا بِالْمَعْرُوفِ وَنَهَوْا عَنِ الْمُنْكَرِ ۗ وَلِلَّهِ عَاقِبَةُ الْأُمُورِ      Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (yaitu) orang-orang yang jika kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan shalat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma’ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan. [al-Hajj/22:40-41] Wahai kaum Muslimin, sesungguhnya iman itu tidak diperoleh hanya dengan berangan-angan, tidak pula dengan berhias secara fisik, akan tet

Hakikat Cinta Kepada Allah

Khotbah Jum’at dari Masjid Nabawi, 15 Rajab 1437 H Oleh: Syekh Abdul Bari Bin Awadh Al-Tsubaiti Khotbah Pertama Segala puji bagi Allah. Semoga shalawat dan salam tenantiasa tercurah kepada Rasulullah –shallallahu alaihi wa sallam- beserta segenap keluarganya, sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti jejaknya. Selanjutnya. Cinta kepada Allah merupakan konsekuensi keimanan. Tidak akan sempurna tauhid (peng-Esaan) kepada Allah hingga seorang hamba mencintai Tuhannya secara sempurna. Kecintaa tidak bisa didefinisikan dengan lebih jelas keculai dengan kata “kecintaan” itu sendiri. Dan tidak bisa disifatkan dengan yang lebih jelas seperti kata “kecintaan ” itu sendiri. Tidak ada sesuatu yang esensinya patut dicintai dari segala sisi  selain Allah, yang memang tidak boleh ada penyembahan, peribadatan, ketundukan dan kepatuhan serta kecintaan yang sempurna kecuali hanya kepada Nya –subhanahu wa ta’ala-.  Cinta kepada Allah, bukanlah sembarang cinta; tidak ada suatu apapun ya

Tata Cara Menyembelih Sesuai Sunnah

Tata cara menyembelih hewan ada 2: Nahr  [arab: نحر], menyembelih hewan dengan melukai bagian tempat kalung (pangkal leher). Ini adalah cara menyembelih hewan unta. Allah berfirman, وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُم مِّن شَعَائِرِ الله لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ فَاذْكُرُوا اسْمَ الله عَلَيْهَا صَوَافَّ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا          Telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu bagian dari syiar Allah, kamu memperoleh kebaikan yang banyak padanya, maka sebutlah nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam keadaan berdiri (dan telah terikat). Kemudian apabila telah roboh (mati), maka makanlah…  (QS. Al Haj: 36) Ibnu Abbas  radhiallahu ‘anhuma  menjelaskan ayat di atas, (Untanya) berdiri dengan tiga kaki, sedangkan satu kaki kiri depan diikat. ( Tafsir Ibn Katsir  untuk ayat ini) Dari Jabir bin Abdillah  radhiallahu ‘anhuma , beliau mengatakan, bahwa Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam  dan para sahabat menyembelih unta dengan posisi kaki kiri depan diikat dan ber